Walaupun kapasitas mesin sudah lumayan gede; 225 cc, namun masih ada para pemilik Scorpio Z yang ingin menambahkan doping agar besutannya jadi nomor satu di segi tongkrongan. Nah, untuk membuat Kalajengking ini bisa ngacir, perlu adanya perubahan di bagian tertentu.
“Biasanya, pakai part PnP dan sedikit settingan. Tapi performa langsung terasa seketika,” kata Eric, bos Pit Bike yang ngepos di Jl. Kembang Kerep No.102, Meruya, Jakbar. PnP yang dimaksud; knalpot, CDI, karburator, kampas kopling, per kopling, koil dan filter udara.
knalpot
Ada dua pilihan, bisa dari knalpot racing CLD, DBS, AHM atau knalpot bawaan pabrik yang dibobok agar jalur pembuangan lebih plong. “Hasilnya cukup mendongkrak tenaga sampai 2 dk dan torsi juga naik, tapi perubahan ini harus diikuti dengan settingan pilot dan main jet di karbu,” ucapnya.
CDI
Tersedia BRT, Rextor, Adrion dan lainnya. “Soal performa dan akselerasi memang membutuhkan api yang besar, semakin besar api dari CDI ke koil, semakin gede pila letikan bunga api busi. Ini tentu berefek pada proses pembakaran di mesin lebih maksimal,” urai pria berambut panjang ini.
Oh iya, untuk CDI racing (gbr.1) disarankan yang berjenis bukan programable, tipe program umumnya hanya cocok untuk motor balap bukan buat harian. Bisa-bisa besutan Anda bukannya lari tapi malah nahan alias gak mau lari kalau salah setting.
Karburator
Juga ikut andil dalam mengatrol performa. Tapi hampir kebanyakan karbu yang digunakan karbu sejuta umat, milik Honda NSR 150SP (gbr.2). “Karbu ini murah meriah dan gampang disetting dan karbu ini juga cocok buat Scorpio,” jelasnya.
Koil & Penerus Daya
Biasanya diambil dari Kawasaki 150RR (gbr.3). Misal kampas dan per kopling. “Sebab jarak ruas kampasnya lebih besar dan pernya lebih keras dari standarnya Scorpio. Akselerasi bertambah cepat hingga 1 detik bisa tercapai,” sela Said bos MJ Motor di daerah Arteri Pondok Indah, Jaksel.
Saringan Udara
Milik aslinya berpori-pori terlalu rapat. Akibatnya pasokan udara ke karbu sedikit, sehingga pengabutan kurang maksimal, imbasnya akselerasi kurang plong. “Berbeda dengan tipe racing seperti K&N, MCC, JFC dan Protec, pori-porinya lebih renggang, ini membuat proses pembakaran jauh lebih sempurna. Tapi ingat, jangan sampai gak pakai sama sekali (gbr.4), kotoran dan debu bisa bersarang di karbu,” wantinya.
Sumber : http://rezanovandri.blogspot.com
Sumber : http://rezanovandri.blogspot.com