Honda CB memiliki gaya retro atau vintage yang khas. Itu yang membuat banyak modifikator menyulap Honda Tiger dan Mega Pro agar tampilannya jadi seperti CB, agar terlihat klasik.
Tapi, hal itu tidak berlaku pada Dedi Setiawan dan Sumanto. Mereka berdua kompak ingin mengandalkan basic modifikasi dari CB yang memang aslinya. “Sayang kalo motor ini dimodif dengan konsep lain,” bilang Dedi.
Untuk mempertahankan agar tampilan motor tetap klasik, tidak selalu memakai part yang orisinil juga. Menurut pria asal Yogyakarta ini, yang penting ngemodif dengan tampilan klasik harus dipadukan pola harmonisasi. “Sehingga tampilan motor terlihat simpel dan tak terkesan berlebihan,” tambahnya.
Selain itu, dalam pemilihan part tidak selalu bahwa motor klasik harus menggunakan part yang klasik juga. Seperti dalam pemilihan sokbreker depan, agar motor terlihat kekar, Dedi menggunakan sok milik Honda CB250 Hornet lansiran 1998. Sedangkan pada bagian belakang, lengan ayun terbuat dari pipa besi setebal 1,8 mm.
Unsur safety juga diperhatikan oleh saudara sekandung ini. Buktinya pada bagian depan teromol Suzuki Tornado ‘dijejali’ piringan dari variasi bermerek Kumis. Kaliper comot dari Tokico dan masternya pakai Yamaha RX-King. Sedangkan bagian belakang teromol Yamaha DT dipasang cakram milik Yamaha Force 1, kalipernya pakai Yamaha Mio dan master remnya aplikasi punya Kawasaki Ninja RR.
Biar terlihat keren dan modern, pada saat mesin dihidupkan, kedua bersaudara ini rela begadang. Menciptakan inovasi baru, yaitu dengan menggunakan starter elektrik.
“Karena mengaplikasi starter elektrik, resikonya harus mengganti arus listrik yang tadinya AC menjadi DC,” ungkap Sumanto kakaknya Dedi.
Sedangkan pada pola harmonisasi terlihat pada bagian tangki yang dicustom ulang. Tangki tadi dibikin mirip dengan tangki Honda CB Twin 125 yang terbuat dari bahan galvanis setebal 1 mm.
Untuk kemudi, dipadukan dengan setang model huruf U dengan mengandalkan pipa besi berukuran 1,8 mm dengan diameter 1,5 inci. Dibalur krom agar terlihat elegan.
"Finishingnya motor dicat dengan menggunakan warna merah dan putih dengan kombinasi warna biru di bagian frame agar lebih terlihat menarik,” Kompak Dedi dan Sumanto yang tinggal di Jl. Komplek Fatal, RT 4/3, Larangan, Tangerang. (motorplus-online.com)
Tapi, hal itu tidak berlaku pada Dedi Setiawan dan Sumanto. Mereka berdua kompak ingin mengandalkan basic modifikasi dari CB yang memang aslinya. “Sayang kalo motor ini dimodif dengan konsep lain,” bilang Dedi.
Untuk mempertahankan agar tampilan motor tetap klasik, tidak selalu memakai part yang orisinil juga. Menurut pria asal Yogyakarta ini, yang penting ngemodif dengan tampilan klasik harus dipadukan pola harmonisasi. “Sehingga tampilan motor terlihat simpel dan tak terkesan berlebihan,” tambahnya.
Selain itu, dalam pemilihan part tidak selalu bahwa motor klasik harus menggunakan part yang klasik juga. Seperti dalam pemilihan sokbreker depan, agar motor terlihat kekar, Dedi menggunakan sok milik Honda CB250 Hornet lansiran 1998. Sedangkan pada bagian belakang, lengan ayun terbuat dari pipa besi setebal 1,8 mm.
Unsur safety juga diperhatikan oleh saudara sekandung ini. Buktinya pada bagian depan teromol Suzuki Tornado ‘dijejali’ piringan dari variasi bermerek Kumis. Kaliper comot dari Tokico dan masternya pakai Yamaha RX-King. Sedangkan bagian belakang teromol Yamaha DT dipasang cakram milik Yamaha Force 1, kalipernya pakai Yamaha Mio dan master remnya aplikasi punya Kawasaki Ninja RR.
“Karena mengaplikasi starter elektrik, resikonya harus mengganti arus listrik yang tadinya AC menjadi DC,” ungkap Sumanto kakaknya Dedi.
Sedangkan pada pola harmonisasi terlihat pada bagian tangki yang dicustom ulang. Tangki tadi dibikin mirip dengan tangki Honda CB Twin 125 yang terbuat dari bahan galvanis setebal 1 mm.
Untuk kemudi, dipadukan dengan setang model huruf U dengan mengandalkan pipa besi berukuran 1,8 mm dengan diameter 1,5 inci. Dibalur krom agar terlihat elegan.
"Finishingnya motor dicat dengan menggunakan warna merah dan putih dengan kombinasi warna biru di bagian frame agar lebih terlihat menarik,” Kompak Dedi dan Sumanto yang tinggal di Jl. Komplek Fatal, RT 4/3, Larangan, Tangerang. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 120/70-17
Knalpot : Honda GL-Pro
Spidometer : Vespa Super 64
Ban belakang : Battlax 120/70-17
Knalpot : Honda GL-Pro
Spidometer : Vespa Super 64